Sabtu, 04 Mei 2013

Pertanyaan Malaikat

Pernah suatu ketika saat sedang menuju rumah seorang kakek untuk keperluan suatu hal, saya menemukan sebuah pelajaran berharga.

Sebelum saya masuk, seorang anak kecil tampak baru pulang mengaji masuk ke rumah yang sama. Di sana terdapat seorang kakek sedang menatap kosong langit biru sambil duduk di atas kursi tua kesayangannya.

Sang anak kecil menyapa, lalu bertanya,
"Kong, Mamat mau tanyah nih. Pak ustadz kasih tugas buat dikerjakan di rumah, yaitu menulis 15 huruf ikhfa'. Hurufnya apa aja sih, Kong?"

Si kakek kaget dengan pertanyaan cucunya, membisu seribu bahasa.

"Ayo jawab, Kong..!"
Mamat mendesak.
"Engkong ga tau, Mat.."
jawab Engkong melemas.

"Masa ga tau sih?"
Mamat tak yakin dengan pernyataan Engkong.
"Benar, Mat. Engkong ga tau, udah lupa."
jawab Engkong dengan retoriknya.

"Kong... Emang waktu masih muda Engkong kemana aja? Masa huruf ikhfa' aja ga tau.."
Mamat kesal sambil berlari ke dalam rumah.

Langkahku tertahan menyaksikan adegan dialog tersebut, sambil terdiam dan mengamati apa yang terjadi berikutnya. Lalu si kakek terlihat menutup wajah tuanya dengan dua telapak tangannya yang coklat dan nampak garis keriputnya.

Kemudian aku masuk dan menyapa kakek dengan salam. Beliaupun menyahut, menyapa dan mempersilahkanku masuk.

Kulihat matanya memerah dan dengan lelehan air mata.
"Kenapa, Kong?" tanyaku.
"Ah, ga ada apa-apa." jawabnya sambil menenangkan diri.

"Gara-gara pertanyaan Mamat barusan ya?" tanyaku kembali.
Si kakek kaget sambil melihat wajahku.

"Benar kan?" kuyakinkan.
"Benar." jawabnya singkat.

"Apa yang salah dengan pertanyaannya?"
rasa penasaranku semakin menguat.
Apakah pertanyaan sederhana itu begitu menyayat hati?

Lalu kakek menjawab,
"Wahai anak muda, jangan kau sia-siakan masa mudamu. Karena usia muda itu hanya kau alami sekali dalam hidupmu.
Benar aku menangis karena Mamat, tetapi bukan itu yang membuat air mata ini mengalir. Hatiku berkata, Ya Allah, pertanyaan Mamat saja tak bisa aku jawab, apalagi saat aku ditanya oleh malaikat saat aku di alam barzah."

Kakek melanjutkan,
"Usiaku kini 75 tahun. Tetapi usia yang tua itu ternyata tak mampu menjawab pertanyaan seorang bocah ingusan. Seakan akam hidup baru 3-5 tahun saja di dunia."

Tak terasa air mataku juga ikut menetes mendengar jawaban kakek.

Wahai sahabat Semua Ada Disini, gunakan masa muda dengan baik sebelum datang masa tua, karena catatan besar selalu hadir pada usia muda.

+ Sejarah kepahlawanan itu terukir di usia muda.
+ Kematangan tua itu dipupuk pada usia muda.
+ Ilmu dan pengalaman itu dikumpulkan di usia muda.
+ Kegagahan dan kejayaan itu terjadi di usia muda.
+ Kekuatan dan keberanian itu menyatu dengan gairahnya anak muda.
+ Cerita indah itu dibangun di usia muda.
Penaklukan peradaban itu dilakukan oleh para pemuda.
+ Mimpi-mimpi besar itu berawal dari usia muda.

Wahai jiwa yang mendambakan kemuliaan di usia muda, lakukanlah karya hebat di usia mudamu, karena ia adalah momentum emas.

Sebaik-baiknya karya adalah hal yang mendatangkan keridhaan Allah, menghadirkan senyuman Rasulullah, menjadi kebanggaan orang tua, keluarga, suami, istri, anak-anak dan tetangga serta kemaslahatan bagi umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar